Setiap Muslim harus mengetahui bahwa mentauhidkan Allah dan mengesakanNya dalam setiap ibadah merupakan tujuan utama diciptakannya jin dan manusia, serta seluruh yang ada di alam semesta ini. Tauhid juga merupakan dakwah utama para Nabi dan Rasul. Dan tauhidlah hal pertama yang didakwahkan oleh mereka dari permasalahan agama yang lainnya. Tauhid juga merupakan sebab seseorang mendapat perlindungan dari Allah dan akhirnya dia merasa aman selama hidup di dunia, dan juga sebab selamatnya ia di kehidupan akhirat. Dan perlu diketahui pula, bahwa tauhid merupakan syarat sah diterimanya seluruh amal ibadah.
Tauhid sebagai Tujuan Utama Diciptakannya Jin dan Manusia
Adapun dalil yang menyatakan bahwa tauhid merupakan tujuan utama diciptakannya jin dan manusia, serta seluruh yang ada di alam semesta ini adalah firman Allah Ta’ala:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepadaKu.” (QS Adz-Dzariyat [51]: 56)
Tauhid adalah Dakwah Utama Para Nabi dan Rasul
Dalil yang menyatakan bahwa tauhid merupakan dakwah utama para Nabi dan Rasul adalah firman Allah Ta’ala:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS Al-Anbiya [21]: 25)
Di ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut.”” (QS An-Nahl [16]: 36)
Dari ayat-ayat ini, kita juga mengetahui bahwa tauhid itu merupakan hak Allah atas hambaNya. Maka setiap hamba berkewajiban untuk mentauhidkanNya, dan tidak diperbolehkan baginya untuk memberikan hak Allah tersebut kepada selainNya, baik itu kepada malaikat, para Nabi dan Rasul, para wali-wali Allah, atau bahkan kepada makhluk Allah yang lainnya.
Tauhid merupakan Hal Pertama yang Harus Didakwahkan oleh Seorang Da’i
Dahulu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ke negeri Yaman, beliau bersabda:
يَا مُعَاذُ، إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ اللهِ فَإِذَا عَرَفُوا اللهَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ
“Wahai Mu’adz, sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum yang mana mereka merupakan ahli kitab, maka hendaknya pertama kali yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah ibadah (mentauhidkan) Allah. Jika mereka sudah mengetahui Allah (dengan benar), maka kabarkanlah kepada mereka bahwasanya Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu di siang dan malam mereka.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Tauhid Memberikan Rasa Aman ketika di Dunia
Hal ini dikarenakan seseorang yang telah mengikrarkan kalimat tauhid “Laa ilaaha illaLlaah“, maka dirinya akan dilindungi darah dan hartanya. Dan dia akan berada di bawah naungan keindahan Islam. Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ فَمَنْ قَالَهَا فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, hingga mereka mengucapkan “La ilaha illaLlah“. Barangsiapa yang telah mengucapkannya, maka sungguh dia terlindungi dariku, baik itu harta maupun jiwanya, kecuali dengan haknya. Dan perhitungannya di sisi Allah.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menegaskan hal ini di dalam firmanNya:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-An’am [6]: 82)
Tauhid Menyelamatkan Seseorang dari Neraka di Akhirat Nanti
Allah menegaskan bahwa seseorang yang berbuat syirik itu tempatnya di neraka, maka sebaliknya, seseorang yang mentauhidkan Allah maka tempatnya di surga. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong pun.” (QS Al-Maidah [5]: 72)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia akan masuk neraka.” (HR Muslim dari hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma)
Tauhid merupakan Syarat Sahnya Segala Macam Ibadah
Ketika menjelaskan amal ibadah orang-orang yang beriman, Allah Ta’ala berfirman:
وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتَ مِن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَـئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلاَ يُظْلَمُونَ نَقِيراً
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.” (QS An-Nisa [4]: 124)
Sedangkan ketika menjelaskan amalan orang-orang kafir, Allah berfirman:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” (QS Al-Furqan [25]: 23)
Ibadah yang tercampuri kesyirikan akan terancam lenyap dan tidak diterima oleh Allah Ta’aladan ia akan menjadi orang yang merugi di akhirat nanti. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”” (QS Az-Zumar [39]: 65)
Itulah pentingnya tauhid yang wajib diketahui oleh setiap Muslim agar dirinya selamat, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sebagaimana shalat tidaklah akan diterima apabila tanpa wudhu, maka demikianlah ibadah tidak akan diterima tanpa adanya tauhid.
Referensi: Kitab “Ilmu Tauhid ‘inda Ahlissunnah wal Jama’ah”, karya Syaikh Dr. Muhammad Yusri.
Artikel ini juga telah dimuat di Buletin Al-Ilmu Edisi 04, 22 Dzulhijjah 1435 / 17 Oktober 2014 yang diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Islam Syafi’i, Berau, Kalimantan Timur.