Barang siapa yang menjaga batasan-batasan (larangan) Allah dan memperhatikan hak-hakNya, maka Allah akan menjaganya. Karena balasan itu sesuai dengan perbuatan. Jenis penjagaan Allah terhadap seorang hamba ada 2 (dua) macam:
1. Penjagaan terhadap Urusan Dunianya
Penjagaan ini contohnya adalah penjagaan Allah terhadap badan, anak, keluarga, dan harta bendanya. Allah Azza wa Jalla bersabda:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah dari Allah.” (QS Ar-Ra’d [13]: 11)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
هم الملائكة يحفظونه بأمر الله، فإذا جاء القدر خلَّوا عنه
“Mereka adalah malaikat-malaikat yang menjaga manusia atas dasar perintah dari Allah. Apabila takdir tiba (menimpanya), maka mereka akan menyingkir darinya.”
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
إن مع كل رجلٍ ملَكين يحفظانه مما لم يُقدَّر فإذا جاء القدر خلَّيا بينه وبينه، وإن الأجل جُنّة حصينة
“Sesungguhnya bersama setiap orang itu ada 2 (dua) malaikat yang bertugas menjaganya dari apa-apa yang belum ditakdirkan kepadanya. Apabila tiba takdirnya maka mereka bergegas meninggalkannya. Dan sesungguhnya ajal (kematian) itu perisai yang melindungi.”
2. Penjagaan terhadap Agama dan Keimanannya
Penjagaan ini merupakan jenis penjagaan Allah yang paling mulia. Allah menjaga keseharian hidup seorang hamba dari berbagai macam syubhat yang menyesatkan, syahwat yang diharamkan, dan menjaga agamanya hingga saat sakaratul maut dan akhirnya dia wafat di atas keimanan.
Hal ini dikuatkan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa:
اللَّهُمَّ احْفَظْنِي بِالإِسْلاَمِ قَائِمًا، وَاحْفَظْنِي بِالإِسْلاَمِ قَاعِدًا، وَاحْفَظْنِي بِالإِسْلاَمِ رَاقِدًا، وَلاَ تُشْمِتْ بِي عَدُوًّا حَاسِدًا
“Ya Allah, jagalah aku dengan Islam baik saat aku berdiri, duduk, ataupu saat aku berbaring. Dan janganlah Engkau jadikan musuh yang dengki bergembira atas penderitaanku.” (Dikeluarkan oleh Al-Hakim dalam Mustadraknya)
Diterjemahkan dari tulisan Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr dalam https://al-badr.net/detail/stP9BGc6rZT0
Oleh: Muadz Mukhadasin
Artikel: www.muadz.com
Cileungsi, 7 Al-Muharram 1443 / 15 Agustus 2021