HomeTeladanKeutamaan Para Sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Keutamaan Para Sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam - MuadzDotCom - Sahabat Belajar Islam
Keutamaan Para Sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam - MuadzDotCom - Sahabat Belajar Islam

Keutamaan Para Sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Tidak diragukan lagi dan telah disepakati bersama bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan manusia terbaik di muka bumi ini. Beliau juga merupakan manusia yang paling mulia akhlaknya, yang Allah pilih sebagai penutup dari Nabi-Nabi yang diutus di tengah-tengah manusia dengan membawa rahmat bagi semesta alam. Hal ini ditegaskan sendiri oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firmanNya:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya [21]: 107)

Allah Ta’ala juga telah memilih orang-orang yang terbaik untuk mendampingi dan menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka ini adalah para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang merupakan manusia terbaik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebaik-baik manusia adalah pada masaku (yaitu generasi para sahabat Nabi Muhammad), kemudian yang sesudahnya (generasi tabi’in), kemudian yang sesudahnya (generasi tabi’ut tabi’in)

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى نَظَرَ فِي قُلُوبِ الْعِبَادِ، فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ خَيْرَ قُلُوبِ الْعِبَادِ، فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ، فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ صًلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَوَجَدَ قُلُوبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوبِ الْعِبَادِ، فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala melihat ke dalam hati hamba-hambaNya, maka Dia menemukan bahwa hati Muhammad merupakan sebaik-baik hati manusia. Maka Allah pun memilihnya dan mengutusnya dengan risalahNya. Kemudian Allah melihat ke dalam hati-hati manusia setelah hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Allah pun menemukan hati para sahabat Nabi merupakan sebaik-baik hati manusia, sehingga Allah menjadikan mereka sebagai pendamping NabiNya.” (HR al-Baihaqi, ath-Thabrani, Ahmad, dan sanad hadits ini hasan.)

Sebagai generasi manusia terbaik setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat tentunya memiliki banyak keutamaan yang susah ditandingi atau bahkan ada yang tidak dimiliki oleh generasi manusia yang lainnya. Di antara keutamaan para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:

1. Mereka adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.” (QS Ali ‘Imran [3]: 110)

Mengenai ayat ini, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma berkata:
“Mereka adalah orang-orang yang ikut berhijrah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Mekkah ke Madinah.”

Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:
“Yang benar adalah maksud ayat ini berlaku umum untuk setiap generasi manusia. (Namun tentu saja,) sebaik-baik generasi manusia adalah generasi yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus di tengah-tengah mereka (yaitu para sahabat). Kemudian yang setelahnya, kemudian yang setelahnya.” (Tafsir Ibnu Katsir [2/83])

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku (yaitu generasi para sahabat Nabi Muhammad), kemudian yang sesudahnya (generasi tabi’in), kemudian yang sesudahnya (generasi tabi’ut tabi’in).” (HR Al-Bukhari no. 2509)

2. Mereka adalah orang-orang yang telah mendapatkan ridha dari Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah [9]: 100)

3. Jalannya para sahabat merupakan jalan keselamatan.

Sebagai generasi terbaik manusia, para sahabat tentu saja menjadi teladan bagi generasi-generasi setelahnya. Merekalah orang-orang yang sangat mentaati dan mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi diri-diri mereka sendiri. Pada zaman mereka jugalah wahyu Allah turun kepada NabiNya dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendirilah yang mendidik mereka dalam tarbiyah Islamiyyah. Berkat keberadaan mereka pula, Islam sampai hingga di zaman kita ini.

4. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menepati janji Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu serta mereka tidak mengubah (janjinya).” (QS Al-Ahzab [33]: 23)

5. Mereka merupakan orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ، الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ، أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah, mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS Al-Anfal [8]: 2-4)

Ketika menggambarkan betapa kuatnya keimanan para sahabat dan betapa besar pengorbanan mereka untuk agamanya, Allah Ta’ala juga berfirman:

لِلْفُقَرَاء الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّنَ اللهِ وَرِضْوَاناً وَيَنصُرُونَ اللهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

“(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaanNya serta mereka menolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS Al-Hasyr [59]: 8)

Sifat-sifat orang-orang beriman yang disebutkan di ayat tersebut semuanya ada pada diri para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hati-hati mereka sangat lembut, sehingga tatkala mendengar atau dibacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Quran kepada mereka, bergetarlah hati dan bertambahlah iman mereka. Dalam melakukan ibadah pun mereka tidak setengah-setengah, baik itu tawakal, shalat, sedekah, jihad, dan yang lainnya, semuanya ditujukan hanya kepada Allah dan hanya ridha dan pahala dari Allah-lah yang mereka harapkan. Dan tentu saja belum ada di antara kita yang bisa menandingi kualitas ibadah mereka.

Demikianlah beberapa keutamaan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bisa kami sampaikan. Masih banyak keutamaan-keutamaan mereka yang semoga bisa disampaikan di tulisan-tulisan berikutnya. Semoga Allah mengumpulkan kita bersama Nabi dan para sahabatnya di surga nanti. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Referensi:
Kitab Ash-Shahabah, Syaikh Shalih bin Thaha ‘Abdul Wahid
Fadhlun Nabi wa Wujubu Ittiba’ihi, Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr

Artikel ini juga dimuat di dalam Buletin Al-Ilmu edisi 13, yang diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Islam Imam Syafi’i, Berau, Kalimantan Timur.

Oleh: Muadz Mukhadasin
Artikel: www.muadz.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Meneladani Semangat Seorang Kakek Buta - MuadzDotCom - Sahabat Belajar Islam

Meneladani Semangat Seorang Kakek Buta

Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Badr hafidzahullah ta’ala mengisahkan bahwa: “Di sebuah kampung kecil yang terletak di sebelah timur kota Madinah saya pernah melihat seutas tali yang membentang dari sebuah rumah ke pintu masjid. Maka aku pun bertanya mengenai hal tersebut. Dan dikatakan bahwa rumah itu adalah milik seorang laki-laki tua yang telah kehilangan penglihatannya (buta) dan dia tidak mempunyai pemandu (untuk mengantarnya ke masjid). Maka dari itu, ia menggunakan tali tersebut sepada tiap kali datangnya waktu shalat (berjamaah), untuk bisa (memandunya) pergi ke masjid kemudian kembali lagi kerumahnya.” (Lihatlah bagaimana perjuangan seorang kakek tua yang telah buta namun sangat bersemangat untuk bisa pergi ke masjid dalam rangka menunaikan shalat berjamaah.)* “Bagaimana denganmu wahai para pemuda yang masih mempunyai kesehatan, kekuatan serta penglihatan yang normal?!”